Keputusan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) yang untuk sementara menghentikan laju impor BlackBerry dengan tidak melayani sertifikasi produk yang akan masuk Indonesia sejak sebulan lalu mulai dirasakan akibatnya.
Smart Telecom yang bersiap meluncurkan BlackBerry CDMA harus menunda waktu peluncuran. "Secara teknis maupun paket komersial, kami sudah siap. Tapi stok dari RIM belum ada," ujar Direktur Regulasi Smart Telecom Ubaidillah Fattah kepada Kontan, Selasa (23/6).
Ubaidilah mengatakan, segala persiapan perusahaan telah rampung. Perjanjian dengan RIM pun telah beres. Namun, karena ada penghentian izin dari Depkominfo untuk produk BlackBerry yang akan masuk ke Indonesia, rencana peluncuran BlackBerry CDMA Smart pekan ini pun tertunda.
"Kami belum tahu sampai kapan harus menunggu," ucap Ubaidilah. Ia berharap, persoalan layanan purnajual yang disyaratkan pemerintah kepada RIM bisa segera terpenuhi. "Kalau sekadar membuka kantor perwakilan di Indonesia, saya rasa bukanlah hal yang sulit," kata Ubaidillah.
Kendati mengaku kecewa, Ubaidillah mengaku langkah yang diambil pemerintah cukup proporsional. "Membuka layanan purnajual memang kewajiban vendor atau produsen. Layanan servis oleh operator hanyalah servis level pertama," kata Ubaidilah.
Indosat yang akan melakukan langkah serupa dengan meluncurkan BlackBerry dengan jaringan StarOne juga menunda rencananya. Jika sebelumnya direncanakan Juni, kemungkinan peluncuran mundur hingga kuartal ketiga tahun 2009.
Namun, penjualan BlackBerry di jaringan GSM yang selama ini sudah dilakukan tiga operator besar belum terlihat mengalami gangguan. GM Corporate Communication PT Excelcomondo Pratama (XL) Myra Junor mengaku, penjualan BlackBerry XL belum menemui kendala. "Selama ini persoalan purnajual dan servis bisa kami tangani, jumlahnya pun tak banyak," tandas Myra.
Myra Junor optimistis bahwa RIM akan melakukan langkah konkret memenuhi aturan Depkominfo yang meminta Research In Motion Kanada, selaku produsen BlackBerry, agar mendirikan pusat servis atau perwakilan resmi di Indonesia. Hal tersebut menyusul sejumlah masalah yang dihadapi konsumen, seperti PIN kloning dan maraknya BlackBerry di pasar gelap.
"RIM tidak akan menyia-nyiakan pasar BlackBerry di Indonesia yang sangat besar dan tumbuh dengan pesat," ujar Myra.
source : kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar